ATP adalah sumber energi bagi otot untuk berkontraksi, otot membutuhkan pasokan ATP yang konstan. Tanpa suplai konstan, hanya ada cukup ATP di otot untuk mempertahankan kontraksi otot selama beberapa detik. Dengan menipisnya ATP, filamen aktin dan miosin menjadi terikat secara permanen dan sel darah kaku terbentuk.
Rigor mortis umumnya mulai nampak dan dapat dievaluasi dalam waktu 2-4 jam, dan dapat diamati terjadi di seluruh otot 6-12 jam setelah kematian. Pada kaku mayat (Rigor Mortis) terjadi sedikit pemendekan otot, tetapi secara umum tidak begitu tampak karena kelompok otot fleksor dan ektensor semua mengalami hal yang sama dan menimbulkan suatu keseimbangan pada tubuh. Pada suhu yang tinggi, maupun adanya racun seperti parathion akan menyebabkan pemendekan otot lebih tampak. Kekakuan kematian (Rigor Mortis) adalah kondisi dimana otot rangka yang mengunci secara menyeluruh yang dimulai 3 hingga jam setelah kematian dan menjadi sempurna dalam waktu sekitar 12 jam. Pada kondisi dimana tubuh manusia sudah mati, selsel mati tidak lagi dapat menghasilkan ATP sehingga aktin dan miosin, sekali terikat, tidak dapat terlepas karena mereka tersebut tidak memiliki ATP segar. Karena itu, filamen tipis dan tebal tetap terikat oleh jembatan silang imobil, menyebabkan otot yang mati menjadi kaku
Penyebab Kaku Mayat dan Hubungannya dengan kematian
Number of replies: 0192 kata