Ditinjau dari biomekanika gerakan Shalat merupakan aktivitas fisik yang dapat menyebabkan kontraksi otot isotonic dan isometrik. Shalat dengan gerakan isometrik predominan telah terbukti dapat menurunkan kadar glukosa postprandial dengan signifikan (Rajin, 2011). Shalat dengan gerakan isometrik juga telah terbukti dapat menurunkan glukosa darah postpandrial setara dengan olahraga jogging (Rajin, 2013).
Oleh karena itu, Shalat dapat dijadikan sebagai pengganti olahraga yang dapat dilakukan secara mudah dan teratur. Namun demikian belum diketahui jumlah dan lama Shalat yang paling efektif dapat menurunkan glukosa darah setelah makan.
- Biomekanik pada gerakan takbir meliputi :
a. Otot : m. Deltoideus, m. biceps brachii, dan m. triceps brachii 12
b. Tulang : clavicula, scapula, carpal, metacarpal dan digitorum
c. Sendi : sendi engsel : art. Cubiti, sendi peluru : art. Humeri
- Biomekanik pada gerakan ruku’ meliputi :
a. Otot : m. deltoideus, m. erectorspine, m, iliacus, m. tensor facia latae, dan m. gluteus medius.
b. Sendi : diartrhosis dan amfiatrhosis
c. Tulang : clavicula, carpal, metacarpal, dan coxae
- Biomekanik pada gerakan I’tidal meliputi :
a. Otot : m. Deltoideus, m. biceps brachii, m. triceps brachii, m. erector spine, m. multifidus
b. Tulang : clavicula, scapula, carpal, metacarpal dan digitorum
c. Sendi : sendi engsel : art. Cubiti, sendi peluru : art. Humeri
- Biomekanik pada gerakan duduk diantara dua sujud meliputi :