1. Jelaskan stres panas mengakibatkan gangguan metabolisme dan pertumbuhan pada ayam!
Heat stress menekan Thyroid Releazing Hormone (TRH) dari hipotalamus, sehingga menghambat sekresi Thyroid Stimulating Hormone (TSH) dari hipofisis, akibatnya terjadi penghambatan sekresi hormone thyroxin yang berefek pada penghambatan pertumbuhan. Penurunan kadar CO2 dalam darah ayam penderita heat stress, menyebabkan darah bersifat alkalosis, kondisi ini mengurangi kapasitas pengikatan oksigen oleh darah (oksihemoglobin), sehingga mengganggu proses metabolisme. Dampak selanjutnya adalah terjadi penurunan nilai biologis protein dan retensi nitrogen, yang berdampak pada rendahnya pertumbuhan dan produktivitas.
2. Bagaimana cara ayam merespon panas!
1. Evaporasi.
Panting menyebabkan air dievaporasi dari saluran pernafasan untuk mengeluarkan panas. Butuh supply air yang cukup,k elembaban rendah dalam kandang.
2. Konveksi.
Gerakan udara dingin yang cepat pada ayam dapat membawa panas dari tubuh ayam dengan cara memaksimalkan ventilasi udara dalam kandang atau dengan bantuan kipas yang memadai.
3. Radiasi.
Panas berpindah dari objek panas ke udara yang lebih dingin. Jika permukaan area tubuh ayam yang panas ini menjadi luas, maka panas akan berpindah (keluar) dari tubuh ayam. Insulasi atap dan naungan tempat teduh sangat efektif untuk mempertahankan udara dingin pada ayam.
4. Konduksi.
Transfer panas dari tubuh ayam ke objek yang dingin juga dapat terjadi melalui kontak langsung. Lantai kandang yang memiliki litter cukup efektif sebagai media bagi ayam untuk transfer panas selama cuaca siang hari yang terik.
5. Ekskresi.
Sejumlah besar panas tubuh juga dikeluarkan oleh ayam melalui kotoran. Air minum ayam yang dingin sebaiknya disediakan dalam jumlah yang cukup.
3. Bagaimana pengaruh kadar amoniak yang tinggi terhadap ayam!
Kadar amonia yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya penyakit. Amonia memiliki efek buruk terutama pada rongga hidung dan mata ayam yang terkena dampak karena alkalinitas gas yang bersifat korosif. Pada mata ayam dapat menyebabkan keratitis (peradangan pada kornea) dan konjuntivitis akibat kadar amonia yang tinggi yang dapat menyebabkan kebutaan. Selain itu apabila gas terhirup ayam akan menyebabkan silia di sel-sel epitel saluran pernafasan paralisis, rusak atau tidak berfungsi untuk menghalau benda asing atau mikroba. Akibatnya mikroba dapat mencapai paru-paru dan menyebabkan radang dan gangguan pernafasan. Selain itu kadar amonia yang tinggi juga dapat menyebakan luka-luka pada selaput lendir pernafasan yang akibatnya mudah terinfeksi oleh bakteri seperti Escherichia coli atau virus yang menyerang saluran pernafasan. Oleh karena itu kegiatan monitor kadar amonia perlu dilakukan di peternakan ayam.