Materi 3: Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah



Seperti yang kita ketahui bahwa Ki Bagus Hadikusumo - sosok ideolog Muslim terkemuka - telah berkontribusi besar pada lahirnya "Pancasila" sebagai dasar negara Indonesia. Sejarah mencatat hal itu, terutama pada momen krusial penghapusan "Tujuh Kata Piagam Jakarta" sehingga Sila Pertama Pancasila menjadi, "Ketuhanan Yang Maha Esa." 

Di lingkungan Muhammadiyah, beliau juga mengajukan Enam Pokok Pikiran yang mewarnai ideologi Muhammadiyah. Apa saja hal itu? Apa hubungannya dengan kontribusinya pada penyusunan Pancasila sebagai dasar negara? Bagaimana hubungan ideologi dan politik Muhammadiyah dengan negara? Bagaimana kontekstualisasi Enam Pokok Pikiran dalam kehidupan masa kini? 

Artikel berikut yang bertajuk "Dar al-'Ahd Wa Al-Shahadah: Upaya dan Tantangan Muhammadiyah Merawat Kebinekaan" secara singkat akan menjelaskan relasi dan kompleksitas antara negara dan (ideologi) Muhammadiyah. 

Bagaimana kaum muda yang kritis dan transformatif mengontekstualisasikan "fondasi ideologis Muhammadiyah" (Muqaddimah AD/ART dan Enam Pokok Pikiran Ki Bagus Hadikusumo) dalam kehidupan modern yang sarat dengan masalah dehumanisasi dan neoliberalisme? Artikel yang bertajuk "Visi Kosmopolitanisme Islam di Lingkungan Jaringan Intelektual Muda Muhammadiyah" akan menjelaskan hal itu dengan pandangan yang lebih reflektif. 

 

Sebagai suplemen untuk memahami Tauhid dan manifestasinya dalam kehidupan sosial yang konkret, bisa membaca buku yang bertajuk "Kontekstualisasi Filsafat Transformatif," khususnya bagian keempat dan epilog. 

Bagaimana "Sejarah" Enam Pokok Pikiran Ki Bagus Hadikusumo, tertuang dalam proses perumusan Pancasila? Mari menyimak pidato penting, terutama yang disampaikan oleh Prof. Anhar Gonggong. 

   

PIDATO IFTITAH KETUA UMUM PP MUHAMMADIYAH PROF. HAEDAR NASHIR | PEMBUKAAN TANWIR MUHAMMADIYAH 2021

Last modified: Saturday, 2 October 2021, 11:19 AM