Karena Rigor mortis merupakan tanda
kematian yang disebabkan oleh perubahan kimia pada otot setelah
terjadinya kematian, dimana tanda ini susah digerakkan dan dimanipulasi.
Awalnya ketika rigor mortis terjadi otot berkontraksi secara acak dan tidak
jelas bahkan setelah kematian somatis.
Rigor mortis adalah tanda kematian yang dapat dikenali berupa
kekakuan otot yang irreversible yang terjadi pada mayat. Kelenturan otot
dapat terjadi selama masih terdapat ATP yang menyebabkan serabut aktin
dan miosin tetap lentur. Bila cadangan glikogen dalam otot habis, maka
energi tidak terbentuk lagi, aktin dan miosin menggumpal dan otot
menjadi kaku. Memperkirakan waktu kematian dengan menggunakan rigor mortis
akan memberikan petunjuk yang kasar, akan tetapi lebih baik daripada
lebam mayat oleh karena progresifitasnya dapat ditentukan. Knigh
mengatakan bahwa perkiraan saat kematian dengan rigor mortis hanya
mungkin digunakan sekitar dua hari, bila suhu tubuh sudah sama dengan
suhu lingkungan tetapi pembusukan belum terjadi. Selain itu penentuan
12
kematian dengan rigor mortis sangat berpengaruh dengan kondisi
lingkungannya.
155 kata