Rigor mortis terjadi karena habisnya adenosin trifosfat (ATP) yang dibutuhkan dalam metabolisme sel otot. ATP merupakan sumber energi bagi otot untuk dapat berkontraksi. Otot membutuhkan pasokan ATP yang terus menerus. Tanpa pasokan yang berkelanjutan, ATP yang ada pada otot hanya cukup untuk mempertahankan kontraksi otot selama beberapa detik. Pasokan ATP untuk otot dikelola oleh tiga sistem metabolik, yaitu:
1. Sistem fosfagen
Pada kondisi optimal, sistem fosfagen dapat memberi pasokan untuk daya otot maksimal selama 10-15 detik
2. Sistem glikogen-asam laktat atau glikolisis
Sistem glikogen-asam laktat dapat memberi pasokan selama 30-40 detik
3. Sistem aerobik
Sistem ini dapat bekerja untuk waktu yang tidak terbatas
Setelah kontraksi akibat
aktivitas, ketiga sistem ini memerlukan
waktu untuk memulihkan diri. Padahal setelah
kematian, semua produksi ATP berhenti
walau konsumsi tetap terjadi. Dengan
habisnya ATP, filamen aktin dan miosin
menjadi terikat secara permanen dan
terbentuklah kaku mayat. Kekakuan akan
bertahan hingga terjadinya dekomposisi.