" Mengapa Kaku Mayat dapat digunakan sebagai petunjuk memperkirakan waktu kematian??"

penyebab rigor mortis

penyebab rigor mortis

by 202110330311038 Thoby Farhan Nabiel Kbarek -
Number of replies: 0

Rigor mortis terjadi karena habisnya adenosin trifosfat (ATP) yang dibutuhkan dalam metabolisme sel otot. ATP sebagai sumber energi bagi otot untuk dapat berkontraksi, dan untuk dapat mempertahankan kontraksi, otot memerlukan pasokan ATP yang terus menerus. Tanpa pasokan yang berkelanjutan, ATP yang ada pada otot hanya cukup untuk mempertahankan kontraksi otot selama beberapa detik. Pasokan ATP untuk otot dikelola oleh tiga sistem metabolik, yaitu sistem fosfagen, sistem glikogen-asam laktat atau glikolisis, dan sistem aerobik. Pada kondisi optimal, sistem fosfagen dapat memberi pasokan untuk daya otot maksimal selama 10-15 detik; sistem glikogen-asam laktat dapat memberi pasokan selama 30-40 detik; dan sistem aerob dapat bekerja untuk waktu yang tidak terbatas. Setelah kontraksi akibat aktifitas, ketiga sistem ini memerlukan waktu untuk memulihkan diri. Setelah kematian, semua produksi ATP berhenti walau konsumsi tetap terjadi.

 Dengan habisnya ATP, filamen aktin dan miosin menjadi terikat secara permanen dan terbentuklah kaku mayat. Kekakuan akan bertahan hingga terjadinya dekomposisi. Dekomposisi dapat dibedakan menjadi dua proses utama, yaitu autolisis dan putrefikasi. Autolisis adalah penghancuran sel dan organ melaui proses aseptik oleh ezim-enzim intrasel. Pada proses ini, ikatan aktin dan miosin yang terjadi pada rigor mortis dihancurkan oleh proses autolisis. Otot yang ikatan aktin dan miosinnya dilepas oleh enzim proteolitik tampak menjadi lemas kembali. Karena proses ini merupakan proses kimia, maka proses ini akan dipercepat oleh panas, diperlambat oleh suhu rendah, dan dihentikan oleh pembekuan atau pemanasan yang merusak enzym. Rigor mortis umumnya mulai nampak dan dapat dievaluasi dalam waktu 2-4 jam, dan dapat diamati terjadi di seluruh otot 6-12 jam setelah kematian. Rentang waktu ini dapat amat bervariasi sesuai dengan kasus yang ada. Pada iklim tropis, rigor mortis mulai menghilang akibat proses dekomposisi setelah 12 jam, dan menghilang pada seluruh otot setelah 24 jam. Pada daerah empat musim dengan kondisi lingkungan yang dingin, rigor mortis umumnya menghilang pada seluruh otot setelah 36 jam, namun pada suhu lingkungan yang amat dingin, rigor mortis dapat bertahan hingga 6 hari. Pada kaku mayat terjadi sedikit pemendekan otot, tetapi secara umum tidak begitu tampak karena kelompok otot fleksor dan ektensor semua mengalami hal yang sama dan menimbulkan suatu keseimbangan pada tubuh. Pada suhu yang tinggi, maupun adanya racun seperti parathion akan menyebabkan pemendekan otot lebih tampak. 


1. DiMaio VJ, DiMaio D. Time of death. Forensic Pathology (Second Edition). London: CRC Press, 2001. 

2. Gartner P, Hiatt JL. Muscle. Color Textbook of Histology (Third Edition). Philadelphia: Saunders Elsevier, 2007

394 words