Setelah kematian, konsentrasi Ca2+ di sitosol mulai meningkat, kemungkinan karena membran sel otot inaktif tidak dapat menahan Ca2+ ekstrasel dan Ca2+ keluar dari sakus lateral. Ca2+ ini menggeser troponin dan tropomiosin ke samping dan menyebabkan aktin berikatan dengan jembatan silang miosin, yang sudah dibekali ATP sebelum kematian. Sel-sel mati tidak lagi dapat menghasilkan ATP sehingga aktin dan miosin ketika sekali terikat, tidak dapat terlepas lagi karena tidak memiliki ATP baru. Oleh karena itu, filamen tipis dan tebal tetap terikat oleh jembatan silang imobil dan menyebabkan otot yang mati menjadi kaku. Dalam beberapa hari selanjutnya, rigor mortis secara bertahap berkurang karena protein-protein yang terlibat dalam kompleks rigor mortis mulai terurai.
Sumber: Sherwood, L. 2018. Fisiologi Manusia; dari sel ke system. Edisi 9. Jakarta : EGC
Penyebab Kaku Mayat (Rigor Mortis)
Number of replies: 0124 kata