" Mengapa Kaku Mayat dapat digunakan sebagai petunjuk memperkirakan waktu kematian??"

Penyebab Kaku Mayat dan Hubungannya dengan Kematian

Penyebab Kaku Mayat dan Hubungannya dengan Kematian

oleh 202110330311116 Aringga Yusuf Amrullah -
Number of replies: 0

Rigor mortis terjadi karena habisnya adenosin trifosfat (ATP) yang dibutuhkan dalam metabolisme sel otot. ATP sebagai sumber energi bagi otot untuk dapat berkontraksi, dan untuk dapat mempertahankan kontraksi, otot memerlukan pasokan ATP yang terus menerus. Tanpa S36 Jurnal Biomedik, Volume 6, Nomor 3, Suplemen, November 2014, hlm. S33-39 pasokan yang berkelanjutan, ATP yang ada pada otot hanya cukup untuk mempertahankan kontraksi otot selama beberapa detik. Pasokan ATP untuk otot dikelola oleh tiga sistem metabolik, yaitu sistem fosfagen, sistem glikogen-asam laktat atau glikolisis, dan sistem aerobik. Pada kondisi optimal, sistem fosfagen dapat memberi pasokan untuk daya otot maksimal selama 10-15 detik; sistem glikogen-asam laktat dapat memberi pasokan selama 30-40 detik; dan sistem aerob dapat bekerja untuk waktu yang tidak terbatas. Setelah kontraksi akibat aktifitas, ketiga sistem ini memerlukan waktu untuk memulihkan diri. Setelah kematian, semua produksi ATP berhenti walau konsumsi tetap terjadi. Dengan habisnya ATP, filamen aktin dan miosin menjadi terikat secara permanen dan terbentuklah kaku mayat. Kekakuan akan bertahan hingga terjadinya dekomposisi. Energi yang digunakan oleh otot maupun seluruh aktivitas fisik tubuh manusia berasal dari konversi fosfat berenergi tinggi (adenosin trifosfat/ATP) ke fosfat yang berenergi lebih rendah (adenosin difosfat/ADP dan adenosin monofosfat/AMP). Pada saat hidrolisis untuk konversi ATP ini, proton, energi dan panas akan terbentuk. Karena tubuh tidak dapat menyimpan ATP dalam jumlah besar, maka tubuh perlu secara konstan melakukan resintesis ATP.

222 kata