karena saat sesorang wafat, respirasi ekstraseluler dan intraseluler terhenti sehingga tubuh tidak dapat mensuplai ATP yang dibutuhkan untuk melepas kepala miosin dari aktin. hal ini menyebabkan miosin dan aktin terus berikatan, menyebabkan otot tubuh orang kaku/kontraksi tidak dapat berelaksasi.
sesaat setelah seseorang wafat, membran retikulum sarkoplasma mulai tidak aktif sehingga membran tidak dapat menahan ion ca2+ tetap didalam kantong. ion ca2+ ini akhirnya menyebar dan menempel pada troponin, sehingga membuat pita tropomiosin terbuka dan terjadilah cross bridge (pelekatan titik aktin dan kepala miosin). kepala miosin membutuhkan ATP untuk bergerak dan melepaskan aktin, namun tubuh tidak dapat mensuplai, sehingga aktin dan miosin terus menempel dan terjadilah rigor mortis. otot yang saling mengunci ini terjadi 3-4 jam setelah kematian dan mengunci sempurna pada 12 jam setelah kematian.
sumber : sharewood &video