1. Stres panas pada ayam akan menurunkan tampilan produksi, hal ini berkaitan dengan adanya perubahan-perubahan fisiologik dan biokimiawi dalam tubuh ayam selama stres panas tersebut. Penurunan produksi akibat panting berkaitan dengan berkurangnya kadar CO2 dalam darah, sehingga terjadi gangguan keseimbangan asam-basa dan darah bersifat alkalosis. Kondisi ini menghambat pengikatan oksigen oleh eritrosit (oksihemoglobin), sehingga terjadi defisiensi oksigen sebagai bahan bakar dalam metabolime zat gizi.
2. Ayam dalam merespon panas tubuh dapat dilakukan dengan 5 cara diantaranya:
- Radiasi, panas dari ayam ke lingkungan terjadi akibat perbedaan temperatur permukaan tubuh dan temperatur udara sekitarnya
- Konveksi, terjadi melalui aliran udara dari jengger, pial, wajah, kaki, jari-jari, leher, tubuh dan sayap
- Konduksi, terjadi dengan menyalurkan panas dari tubuh ke permukaan benda, misalnya litter, lantai atau dinding kandang
- Evaporasi (penguapan), perpindahan panas karena adanya penguapan dari bagian tubuh ayam
- Faecal Excreta (buang panas melalui kotoran), perpindahan panas melalui kotoran yang lebih basah karena banyak minum. Evaporasi dan Faecal Excreta sangat penting bertanggung jawab atase kejadian dehidrasi pada ayam penderita heat stres
3. Kadar amoniak yang tinggi di dalam kandang dapat menyebabkan gangguan saluran pernapasan seperti snot dan gangguan saluran pencernaan yang mengakibatkan performa produksi ayam menurun