1. Ketika suhu lingkungan tinggi, ayam akan mengalami heat stress. Heat stress pada ayam yang berlangsung lama akan menghambat sekresi TRH dari hypothalamus dan terjadi hyperthermia panting. Hyperthermia ini menyebabkan respirasi dari ayam semakin meningkatkan hingga 20 kali lipat dan kadar CO2 berkurang sehingga akan terjadi gangguan keseimbangan asam-basa dan darah bersifat alkalosis. Kondisi ini menghambat pengikatan oksigen oleh eritrosit (oksihemoglobin), sehingga terjadi defisiensi oksigen sebagai bahan bakar dalam metabolime zat gizi. Dampak lanjut adalah terjadi penurunan produksi (pertumbuhan dan produksi telur), disebabkan oleh berkurangnya retensi nitrogen, penurunan daya cerna protein dan beberapa asam amino.
2. Cara ayam merespon panas ada 5 yaitu:
a. Radiasi (perbedaan temperature tubuh dengan lingkungan)
b. Koveksi (melalui jengger,pial wajah, kaki, jari-jari, leher, tubuh dan sayap)
c. Konduksi (menyalurkan panas dari tubuh ke permukaan benda seperti lantai atau dinding kandang)
d. Evaporasi (melalui penguapan dari bagian tubuh ayam)
e. Faecal Excreta (melalui kotoran yang lebih basah karena konsumsi air minum lebih banyak)
3. Pengaruh kadar ammonia yang tinggi pada ayam akan menganggu Kesehatan ayam. Dampak negative dari tingginya kadar ammonia diantaranya menganggu pernafasan ayam, penurunan kualitas telur dan kerabang, bahkan bisa menyebabkan kebutaan pada ayam akibat Ammonia akan larut dalam cairan mata dan mucus membran menghasilkan ammonium hidroxyde, yaitu komponen senyawa alkaline yang mampu mengiritasi sehingga dapat menyebabkan konjungtivitis.