PENGARUH IKLIM TERHADAP KESEHATAN UNGGAS

Jawaban

Jawaban

oleh Indah Febriani 082011433006 -
Number of replies: 0

1. Panas merupakan salah satu faktor yang mampu berpengaruh pada ayam. Hal ini dapat terjadi dari keadaan iklim tropis yang dimiliki oleh Indonesia. Pada keadaan tropis, saat berada pada  musim kemarau suhu lingkungan pada siang hari berkisar 28,8 - 36,9 C, sedangkan pada malam hari berkisar18,4 - 24,2 C kondisi ini jelas tidak optimal untuk peternakan ayam, karena suhu ideal ayam hanya 14 - 22 C. Secara tidak langsung faktor panas ini akan membawa ayam pada suatu kondisi yang dikenal dengan nama "Heat Stress". Heat Stress  pada ayam akan menurunkan tampilan produksi, hal ini berkaitan dengan adanya perubahan-perubahan fisiologik dan biokimiawi dalam tubuh ayam selama stres panas tersebut. Selain menurunkan produktivitas ayam, kejadian heat stress dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh (bersifat imunosupresif) sehingga ayam rentan terhadap serangan berbagai macam penyakit. 

Berdasarkan uraian tersebut, kondisi Heat Stress mampu menjadi penyebab utama dalam proses pertumbuhan-perkembangan serta metabolisme pada ayam. Sehingga produktivitas ayam peternakan (baik broiler ataupun petelur) akan menurun.

2. Terdapat beberapa cara bagi ayam dalam merespon diri terhadap panas sehingga tetap mampu bertahan hidup (survive). Antara lain sebagai berikut ini :

a. Radiasi panas dari ayam ke lingkungan terjadi akibat perbedaan temperatur permukaan tubuh dan temperatur udara sekitarnya.

b. Konveksi terjadi melalui aliran udara dari jengger, pial, wajah, kaki, jari-jari, leher, tubuh dan sayap.

c.  Konduksi terjadi dengan menyalurkan panas dari tubuh ke permukaan benda, misalnya litter, lantai atau dinding kandang (Hilman et al., 1985).

d. Evaporasi (penguapan): perpindahan panas karena adanya penguapan dari bagian tubuh ayam.

e. Faecal Excreta (buang panas melalui kotoran): perpindahan panas melalui kotoran yang lebih basah karena banyak minum. Evaporasi dan Faecal Excreta sangat penting bertanggung jawab atas kejadian dehidrasi pada ayam penderita heat stress.

3. Ammonia merupakan gas yang dihasilkan dari penguraian asam urat di feses ayam oleh bakteri tertentu di litter. Jika litter jarang diganti, maka level ammonia dalam kandang akan meningkat, hal ini akan menyebabkan beberapa dampak sebagai berikut :

a. Terhadap Mukosa Mata :

Ayam yang terinfeksi akan mengalami kemerahan pada matanya, bengkak, sakit dan menghindari cahaya. Pada level ammonia yang tinggi, akan menyebabkan ulcer cornea hingga kebutaan. Kebutaan ini nantinya akan berpengaruh pada ketidakseragaman yang akan berdampak pada rendahnya flock performance.

b. Terhadap Saluran Pernafasan :

Konsentrasi ammonia di level 5 ppm akan mengakibatkan siliostasis (terhentinya gerakan silia atau bulu getar) dan desiliosis (kerusakan silia) pada permukaan saluran pernafasan ayam.

c. Terhadap Nafsu Makan :

Tingginya kadar ammonia yang berlangsung dalam waktu lama bisa mempengaruhi beberapa fungsi fisiologis normal ayam misalnya efek sedatif pada system syaraf yang mempengaruhi palatabilitas ayam (nafsu makan) sehingga kecukupan nutrisi harian ayam berkurang yang berakibat penurunan performance ayam, misal pada layer penurunan HD dan berat telur.

d. Terhadap Kualitas telur

Menurut John Summers dari Universitas Guelph, Kanada tingginya kadar ammonia dapat mengakibatkan kondisi alkalosis pada ayam (pH cairan tubuh, termasuk cairan plasma darah lebih alkalis atau basa). Pada ayam petelur yang sedang produksi, kejadian alkalosis tentu saja akan mengurangi penyediaan zat kapur atau kalsium dalam saluran telur (oviduct).  Manifestasinya adalah kerabang telur yang tipis, pucat dan telur akan mudah pecah atau retak.