PENGARUH IKLIM TERHADAP KESEHATAN UNGGAS

Jawaban

Jawaban

by Arifa Zaini Syafhira 20462674PT08591 -
Number of replies: 0

1. Suhu yang ekstrim pada unggas terutama ayam akan berpengaruh pada ritme dan frekuensi pernafasan pada ayam. Pertambahan  frekuensi nafas 10 kali lipat dari pernafasan ayam pada kondisi suhu normal. Suhu optimal bagi ayam adalah 14-22 derajat celsius. Ketika kondisi ayam terllau panas maka ayam akan mengeluarkan eskreta lebih cair. ayam memiliki homeotermik  yang dimana in berarti akan mempertahankan suhunya. Ketika kondisi lingkungan ayam panas makan konsumsi air minum akan meningkat. Sedangkan konsumsi pakannya akan berkurang. Hal ini berpengaruh pada pertambahan bobot ayam. Sedangkan pada ayam petelur dapat menyebabkan penurunan produksi telur, berat dan ukuran telur serta kualitas kerabang, sehingga pada akhirnya akan meningkatkan konversi pakan yang merugikan secara ekonomis. Selain hal itu stress heat juga akan berpengaruh terhadap banyaknya CO2 di dalam darah. Hal ini akan mempengaruhi asam-basa darah pada unggas. Ketika kandungan CO2 pada daraha aym tinggi maka darah akan bersifat basa atau biasa disebut alkalosis. Lingkungan panas akan menyebabkan tingakt imunitas hewan menjadi rendah. Hal ini disebabkan oleh menurunnya produksi sel leukosit (sel darah putih) yang bertugas sebagai sel pemakan patogen

2. Cara ayam merespon panas adalah terdiri dari 5 cara yaitu  (1) Radiasi panas dari ayam ke lingkungan terjadi akibat perbedaan temperatur permukaan tubuh dan temperatur udara sekitarnya. (2) Konveksi terjadi melalui aliran udara dari jengger, pial, wajah, kaki, jari-jari, leher, tubuh dan sayap. (3) Konduksi terjadi dengan menyalurkan panas dari tubuh ke permukaan benda, misalnya litter, lantai atau dinding kandang . (4) Evaporasi (penguapan): perpindahan panas karena adanya penguapan dari bagian tubuh ayam. (5) Faecal Excreta (buang panas melalui kotoran): perpindahan panas melalui kotoran yang lebih basah karena banyak minum. Evaporasi dan Faecal Excreta sangat penting bertanggung jawab atas kejadian dehidrasi pada ayam penderita heat stress.

3. Dampak Terhadap Mucosa Mata

  1. Ammonia merupakan gas yang sangat mengiritasi mukosa mata. Ammonia akan larut dalam cairan mata dan mucus membran menghasilkan ammonium hidroxyde, yaitu komponen senyawa alkaline yang mampu mengiritasi sehingga dapat menyebabkan konjungtivitis. Ayam yang terinfeksi akan mengalami kemerahan pada matanya, bengkak, sakit dan menghindari cahaya. Pada level ammonia yang tinggi, akan menyebabkan ulcer cornea hingga kebutaan. Kebutaan ini nantinya akan berpengaruh pada ketidakseragaman yang akan berdampak pada rendahnya flock performance. Broiler umur 15 hari dengan kornea yang terkikis. Kikisan terjadi pada pusat kornea dengan motif circular, putih keabuan, buram dan tampak kasar. Hal ini merupakan lesion yang parah dan menyebabkan kebutaan 
  2. Dampak Terhadap Saluran Pernafasan
    Penciuman kita bisa mendeteksi dan merasakan bau ammonia di level 5 ppm (rendah) namun di level tersebut bisa berdampak iritasi ringan pada saluran pernafasan ayam modern baik layer maupun broiler (Michael Lacy dari Poultry Diagnostic Centre, Universitas Georgia). Di level 5 ppm, gas amonia mengakibatkan siliostasis (terhentinya gerakan silia atau bulu getar) dan desiliosis (kerusakan silia) pada permukaan saluran pernafasan ayam.
  3. Dampak Terhadap Konsumsi Pakan
    Tingginya kadar ammonia yang berlangsung dalam waktu lama bisa mempengaruhi beberapa fungsi fisiologis normal ayam misalnya efek sedatif pada system syaraf yang mempengaruhi palatabilitas ayam (nafsu makan) sehingga kecukupan nutrisi harian ayam berkurang yang berakibat penurunan performance ayam, misal pada layer penurunan HD dan berat telur.
  4. Dampak Terhadap Kerangka dan Kualitas Telur
    Menurut John Summers dari Universitas Guelph, Kanada tingginya kadar ammonia dapat mengakibatkan kondisi alkalosis pada ayam (pH cairan tubuh, termasuk cairan plasma darah lebih alkalis atau basa). Jika plasma darah bersifat lebih alkalis (pH > 7,2), maka sebagian besar protein plasma seperti globulin dan albumin akan terdisosiasi yang akan mengikat kalsium darah yang sebelumnya berupa ion bebas yang akan dideposit dalam jaringan tulang dan atau saluran telur.  Hal tersebut akan mengganggu pembentukan tulang atau kerangka ayam. Pada ayam petelur yang sedang produksi, kejadian alkalosis tentu saja akan mengurangi penyediaan zat kapur atau kalsium dalam saluran telur (oviduct).  Manifestasinya adalah kerabang telur yang tipis, pucat dan telur akan mudah pecah atau retak.